Jumat, 18 Desember 2015

HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan praktek penelitian HAMA DAN PENYAKIT  ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

            Dan harapan kami semoga laporan  ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi agar menjadi lebih baik lagi.

              Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan penelitian ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan berikutnya.
































DAFTAR ISI
I.            PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1  Latar Belakang.............................................................................................................
1.2  Tujuan...........................................................................................................................
1.3  Manfaat........................................................................................................................
1.4  Waktu dan Tempat.......................................................................................................
II.            TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................
2.1  Ikan Cupang.................................................................................................................
2.2  IKan Lele.....................................................................................................................
2.3  Hama............................................................................................................................
2.4  Penyakit........................................................................................................................
2.5  Kualitas Air..................................................................................................................
III.            METODE KERJA.............................................................................................................
3.1  Waktu dan Tempat.......................................................................................................          
3.2  Alat ..............................................................................................................................
3.3  Bahan...........................................................................................................................
3.4  Langkah Kerja .............................................................................................................
IV.            KESIMPULAN.................................................................................................................
V.            LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................................



























I.            PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesian merupakan salah satu Negara yang mempunyai sumberdaya alam yang sangat besar dan sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting, yaitu sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan devisa bagi Negara (untung wahono,1999).
Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km persegi, terdiri dari luas daratan 1,9 juta km persegi dan 3,1 juta km persegi, luas lautan (62 % dari seluruh wilayah Indonesia). Jumlah garis pantainya sekitar 81.000 km dengan kondisi alam dan iklim yang banyak tidak mengalami perubahan sepanjang tahun, memungkinkan banyaknya jenis biota ekonomis penting yang hidup di perairan laut dan tawar. Potensi sumberdaya perikanan di perairan Indonesia diperkirakan 6,6 juta ton pertahun. Potensi total tersebut meliputi sumberdaya perikanan. Salah satu jenis ikan lele. Komoditas perikanan yang mempunyai prospek cukup cerah dan bernilai ekonomis tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional(namji,1993).
Potensi sumber daya perikanan Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun besarnya serangan hama dan penyakit ikan akan berdampak pada lambatnya pertumbuhan, menurunnya pruduktifitas dan hancurnya usaha perikanan.
Penyakit di defenisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karna beberapa penyebab dan terbagi atas dua dari luar dan dari dalam. Kerugian yang di tanggung akibat penyakit tergantung pada 1.) persentase populasi yang terserang oleh penyakit, 2.) umur ikan yang sakit, 3.) parah penyakit yang menyerang 4.) Ada dan tidaknya infeksi sekunder. Pennyakit yang non infksi juga berperan dalam kemunculan penyakit. Pern ini sangat berhubungan dengan lingkungan tempat hidup ikan, karena itu sangat tergantung dengan air serta semua jenis mikroorganisme padaproduksi ikan.

1.2  Tujuan
§  Mahasiswa mengetahui cirri-ciri ikan yang terserang penyakit melalui gejala / tingkah laku ikan.
§  Meningkatkan pemahaman mengenai jenis-jenis hama yang menyerang ikan di lingkungabn budidaya.
§  Mampu melaksanakan pengamatan terhadap jenis-jenis hama yang menyerang ikan.
§  Mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang ikan di lingkungan budidaya

1.3  Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa bisa melakukan pemeriksaan dan penanggulangan hama dan penyakit yang menyerang suatu usaha budidaya dan dapat menanggulangi masalah tersebut baik dalam skala massal dan dapat terjun langsung di dalam masyarakat.

1.4  Waktu dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktikum Pengamatan Hama dan Penyakit Ikan, pada hari sabtu tanggal 24 oktober 2015 yang bertempat di kolam timur PPPPAT VEDCA Cianjur.


II.            TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Ikan Cupang
Menurut Daelami (2001),  klasifikasi dari pada ikan cupang adalah sebagai berikut.
Filum                     : Chordata
Subfilum               : Craeniata
Kelas                                 : Osteichthyes
Subkelas                : Actinopterygii
Super Ordo                       : Teleostei
Ordo                                  : Percomorphoidei
Subordo                : Anabantoidei
Famili                    : Anabantidae
Genus                    : Betta
Spesies                  : Betta Splendens
     
CUPANG??!  Memang  agak  geli  dan  tabu  ketika  mendengarnya.  Tapi  jangan  salah  tafsir  dan  ’ngeres’ dulu,  karena  kata  ini  hanyalah  nama  salah  satu  jenis  ikan  hias  yang  cukup  populer  di  masyarakat. Walaupun terdengar aneh, tapi komoditas ikan hias ini mempunyai nilai ekonomis tinggi.
     
Ikan Cupang hidup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai Afrika. Habitat asalnya di daerah perairan dangkal dan berair jernih, seperti daerah persawahan hingga sungai yang bertemperatur 24-27 derajat celcius, dengan pH berkisar 6,2 – 7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5-12 dH. Pada umumnya cupang sanggup hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5 - 7,2 dan hardness berkisar 8,5 – 10dH, Effendie (1975).
      Menurut Sugandy (2002), ciri khusus ikan cupang (Betta splendens) dapat dilihat dari beberapa bentuk tubuhnya seperti bentuk badan memanjang dan warna yang beraneka ragam yakni cokelat, hijau, merah, biru, kuning, abu-abu, putih dan sebagainya, sirip punggung lebar dan terentang hingga ke belakang dengan warna cokelat kemerah-merahan dan dihiasi garis-garis berwarna-warni, sirip ekor berbentuk agak bulat dan berwarna seperti badannya serta dihiasi strip berwarna hijau, sirip perut panjang mengumbai dihiasi aneka warna dan lehernya berdasi dengan warna yang indah, ujung siripnya sering kali dihiasi warna putih susu, sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan dan memanjang. Lebih lanjut dikemukakannya adalah ikan cupang betina memiliki bentuk tubuh rata - rata lebih kecil daripada ikan cupang jantan. Ikan cupang jantan memiliki panjang tubuh dapat mencapai 5 – 9 cm, sedangkan ikan cupang betina lebih pendek dari ukuran tersebut.
Daya tarik lain dari ikan cupang adalah keindahan warna dan sirip-siripnya, terutama ikan cupang jantan. Ikan ini juga senang berkelahi terhadap sesamanya sehingga di juluki “fighting fish”, tetapi bersikap toleran terhadap ikan jenis lain. Toleransi ikan cupang terhadap temperatur berkisar 28o C. Pertumbuhan ikan cupang relatif cepat sehingga masa pembesarannya tidak terlalu lama (Perkasa, 2001).




2.2  Ikan Lele
            Ikan lele (llarias sp) merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di tempat-tempat kritis, seperti rawa, sungai, sawah, kolam ikan yang subur, kolam ikan yang keruh, dan tempat berlimpur yang kekurangan oksigen.Ikan Lele termasuk dalam famili Claridae dan sering juga disebut Mud Fish atau Cat Fish.
            Di Indonesia, Ikan Lele dikenal dengan beberapa nama daerah, seperi ikan maut.(Sumatera Utara dan Aceh), keling (Sulawesi Selatan), dan cepi (Bugis). Ikan lele lebih dikenal sebagai hewan Karnifora karene kegemarannya makan cacing,Serangga air dan udara.
            Pada tahun 1980-an, masuklah Variates lele dumbo (Clarias Ganiepinus) yang berasal dari Afrika.pada tahun 2000-an, mulai dikenal lele phyton. Lele ini berasal dari Pandeglang, Banten, yang merupakan hasil kawin silang antara Lele Dumbo lokal dan ekx Thailland. Sebelumnya para ilmuwan Indonesia juga berhasil juga mengembangkan Varientas Lele Sangkuriang yang merupakan pengembangan dari Varietas Lele Dumbo.


2.3  Hama
Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa,membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara bertahap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa), yakni makhluk yang menyerang dan memangsa ikan yang biasanya mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama sering menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan perairan yang sedang dilakukan pemeliharaan ikan. Masuknya hama dapat bersama saluran pemasukan air maupun sengaja datang melalui pematang untuk memangsa ikan yang ada.
Hama yang menyerang ikan biasanya datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena itu untuk mencegah hama ini masuk kedalam wadah budidaya dapat dilakukan penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora, ular, biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit, berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama menyerang ikan hanya pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama sulit memangsanya. Hama yang menyerang ikan budidaya biasanya berupa ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah juga akan mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.

2.4  Penyakit
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dengan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Perkembangan dan keseriusan suatu penyakit dalam akuakultur meliputi suatu interaksi yang kompleks antara tingkat virulensi patogen, derajat imunitas inang, kondisi fisiologis dan genetic hewan, stress dan padat tebaran. Secara umum faktor-faktor yang terkait dengan timbulnya penyakit merupakan interaksi dari 3 faktor, yaitu inang, patogen, dan lingkungan atau stressor eksternal (yaitu perubahan di lingkungan yang tidak menguntungkan, tingkat higienik yang buruk dan stress) (Austin dan Austin, 1999),
Sakit pada ikan yaitu suatu keadaan abnormal yang ditandai dengan penurunan kemampuan ikan secara gradual dalam mempertahankan fungsi-fungsi fisiologik normal. Pada keadaan tersebut ikan dalam kondisi tidak seimbang fisiologisnya serta tidak mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengn kondisi lingkungan. Timbulnya sakit dapat akibat infeksi patogen yang dapat berupa bakteri, virus, fungi atau parasit. Sakit dapat pula akibat defisiensi atau malnutrisi, atau sebab-sebab lain. Ikan yang sakit akibat infeksi dikatakan sebagai ikan terkena penyakit infeksi, demikian pula jika ikan sakit akibat defisiensi nutrien dapat dikatakan sebagai ikan terkena penyakit defisiensi nutrien.
Pada kebiasaannya, penyakit-penyakit ikan adalah disebabkan oleh pathogen (agen-agen yang menyebabkan penyakit) seperti berikut:
§  Parasit (Endoparasit/Ektoparasit)
§  Kulat
§  Bakteria
§  Virus
§  Punca-punca lain seperti faktor genetik dan persekitaran
 Ciri-ciri ikan berpenyakit
§  Ciri ikan yang terdeteksi terkena penyakit dilihat dari tingkah laku
§  Ikan cenderung naik kepermukaan
§  Berenang lamban
§  Cenderung memisahkan diri
§  Nafsu makan berkurang
§  Menggosok-gosokan tubuh kedinding kolam
Gejala klinis
§  Warna tubuh abnormal
§  Sisik terkuak
§  Mata menonjol
§  Tubuh kasar
§  Borok dipermukaan tubuh
§  Insang rusak
§  Sirip teriritasi
§  Hati abnormal

2.5  Kualitas air
Air merupakan habitat bagi kelangsungan hidup ikan air tawar, jika habitatnya baik maka ikan pun akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula.Ada banyak faktor yg mempengaruhi kualitas air kolam, namun yg terpenting harus dijaga yaitu keadaan suhu serta kadar oksigen. Suhu air sangat berpengaruh terhadap kondisi nafsu makan dari ikan-ikan yg hidup didalamnya. ketidak-stabilan dan ketidak-cocokan suhu air kolam menyebabkan terganggunya nafsu makan ikan sehingga pakan yg telah diberikan banyak yg tidak termakan. Sisa-sisa pakan yg masih terdapat di air kolam lama kelamaan akan membusuk & menghasilkan senyawa beracun. Akibat dari reaksi pembusukan ini bisa menyebabkan kadar Oksigen menurun. Jika air kolam kekurangan Oksigen maka ikan-ikan akan menjadi lemas dan hilang nafsu makan. Apalagi jika penghuninya terlalu padat.Untuk itu untuk kita harus menjaga kualitas air kolam agar pertumbuhan dan perkembangan ikan bisa maksimal. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kualitas air diantaranya adalah parameter fisik, kimia dan biologis.

2.5.1        Parameter Fisik
§  Suhu
Merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyerapan organisme. Proses kehidupan vital yang sering disebut proses metabolisme. Hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang relatif sempit. Biasanya 00C-40C (Nybakken 1992 dalam sembiring, 2008)
Menurut Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolism dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air
§  Kecerahan
Adalah sebagian cahaya yang diteruskan dalam air dan dinyatakan dengan persen (%) dari beberapa panjang gelombang di daerah spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh agak lurus pada permukaan air (kerdi dan Tancung, 2007).

2.5.2        Parameter Kimia
§  Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti kob dan kod.
§  pH
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen yaitu merupakan tingkatan asam basa suatu larutan yang diukur dengan skala 0 s/d 14 .
Tinggi rendahnya pH air sangat dipengaruhi oleh kandungan mineral lain yang terdapat dalam air.
pH air standar adalah 7 s/d 8,5 . pH Air dibawah 7 disebut asam, sedangkan diatas 8,5 disebut basa.
pH yang normal untuk berbagai peggunaan seperti :
-          air minum mineral antara 7 s/d 8,5
-          Air minum Reverse Osmosis / Demineral antara 5,0 s/d 6,5
-          Ikan hias di aquarium antara 6,5 s/d 7,5

§  Salinitas
Jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini di karenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total di dalam air setelah semua karbonat di konversi menjadi oksida, semua bromide dan iododa diganti oleh clorida dan semua bahan organic telah di oksidasi. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar (kandungan) garam yang terlarut dalam air, namun juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Salinitas juga merupakan jumlah dari seluruh kadar garam dalam gram (g) pada setiap kilogram (kg) air.

2.5.3        Parameter Biologis air yaitu palankton
Adalah organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton sangat berperan sebagai produsen primer dan sekunder. Plankton sebagai sumber makanan bagi organisme yang hidup di perairan. Plankton juga sering digunakan sebagai tolok ukur kesuburan perairan, dengan melihat dominansi jenis-jenis atau berkurangnya suatu jenis karena adanya gangguan terhadap ekosistem perairan, seperti adanya pencemaran.


III.            METODE KERJA
3.1  Waktu dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktikum Pengamatan Hama dan Penyakit Ikan, pada hari sabtu tanggal 24 oktober 2015 yang bertempat di kolam timur PPPPAT VEDCA Cianjur.

3.2  Alat
§  Timbangan
§  Penggaris Ukur
§  Seperangkat Alat Kualitas Air
§  Serokan
§  Ember / Baskom

3.3  Bahan
§  Kolam Budidaya Ikan
§  Pakan
§  Alat Tulis
§  Alat Hitung

3.4  Langkah Kerja
            Dalam praktikum pengamatan hama dan penyakit ikan ini ada dua teknik yang di lakukan yaitu pengamatan langsung ke kolam dan wawancara dengan pa Bambamg selaku pengelola kolam barat PPPPAT VEDCA.





§  Pengamatan Terhadap Hama Yang Menyerang Ikan
-          Ular
Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular.
Penanggulangan Ular
1.      Ular tidak menyukai tempattempat yang bersih. Karena itu, cara menghindari serangan hama ular adalah dengan mejaga kebersihan lingkungan kolam.
2.      Karena ular tidak dapat bersarang di pematang tembok, sebaiknya dibuat pematang dari beton atau tembok untuk menghindari serangannya.
3.      Perlu dilakukan pengontrolan pada malam hari. Jika ada ular, bisa langsung dibunuh dengan pemukul atau dijerat dengan tali.

-          Biawak
Biawak adalah sebangsa reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan (Varanidae). Biawak dalam bahasa lain disebut sebagai bayawak (Sunda), menyawak atau nyambik (Jawa), berekai (Madura), dan monitor lizard atau goanna (Inggris).
Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Di perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai.
Biawak memangsa aneka
serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan, kadal, burung, serta mamalia kecil seperti tikus dan cerurut.

-          Burung Cekahkeh (burung paruh Panjang Pemakan ikan)
            Sebagian jenis cekakeh  hidup tak jauh dari air, baik kolam, danau, maupun sungai. Sebagian jenis lagi hidup di pedalaman hutan. Raja-udang perairan memburu ikan, kodok dan serangga. Bertengger diam-diam di ranting kering atau di bawah lindungan dedaunan dekat air, burung ini dapat tiba-tiba menukik dan menyelam ke air untuk memburu mangsanya. dikaruniai kemampuan untuk mengira-ngira posisi tepat mangsanya di dalam air, melalui bentuk lensa matanya yang mirip telur.

-          Kecebong
            Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = "hidup [pada tempat] berbeda-beda"). Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala).

§  Mengidentifikasi Gejala Serangan Penyakit Terhadap Tingkah Laku Ikan
-          Terdapat ikan yang mengap-mengap ke permukaan
-          Terdapat ikan yang berenang tidak normal
-          Terdapat ikan yang ikan berwarna pucat
-          Terdapat ikan yang ikan yang mengalami kerusakan organ luar
-          Nafsu makan ikan menurun
-          Terdapat ikan yang menggosok-gosokan tubuh kedinding kolam
-          Mata menonjol











































IV.            KESIMPILAN
Adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut :
4.1  Hama ikan adalah organisme hewan yang secara langsung maupun tidak langsung membunuh atau memakan ikan yang dipelihara dikolam.
4.2  Gejala yang ditemukan terhadap masing-masing ikan yang terserang penyakit dapat diketahui dari morfologi dan tingkah lakunya ikan yang diserang.
4.3  Semua jenis penyakit seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus yang terdapat pada ikan dapat disembuhkan dan ditanggulangi sebelum ikan tersebut mati.


















     














Di Susun Oleh :
Egi F erdi Erawan
Hesti Nurbaeti
Tantan Rusmana
Nisa Anjani M
Ujang khoerudin



Academy Comunitas Negeri Cianjur Sub Campus SMKN 1 Karang Tengah
Jl Raya Jangari Km 13 Karang Tengah Cianjur (0263) 284906
2015