KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan praktek penelitian
HAMA DAN PENYAKIT ini dapat tersusun
hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan penelitian ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan berikutnya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan penelitian ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan berikutnya.
DAFTAR
ISI
I.
PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Tujuan...........................................................................................................................
1.3 Manfaat........................................................................................................................
1.4 Waktu dan Tempat.......................................................................................................
II.
TINJAUAN
PUSTAKA....................................................................................................
2.1 Ikan Cupang.................................................................................................................
2.2 IKan Lele.....................................................................................................................
2.3 Hama............................................................................................................................
2.4 Penyakit........................................................................................................................
2.5 Kualitas Air..................................................................................................................
III.
METODE
KERJA.............................................................................................................
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................................
3.2 Alat ..............................................................................................................................
3.3 Bahan...........................................................................................................................
3.4 Langkah Kerja .............................................................................................................
IV.
KESIMPULAN.................................................................................................................
V.
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................................
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesian merupakan salah satu Negara yang mempunyai
sumberdaya alam yang sangat besar dan sektor perikanan merupakan sektor yang
sangat penting, yaitu sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional
dan meningkatkan devisa bagi Negara (untung wahono,1999).
Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil
adalah 5 juta km persegi, terdiri dari luas daratan 1,9 juta km persegi dan 3,1
juta km persegi, luas lautan (62 % dari seluruh wilayah Indonesia). Jumlah
garis pantainya sekitar 81.000 km dengan kondisi alam dan iklim yang banyak
tidak mengalami perubahan sepanjang tahun, memungkinkan banyaknya jenis biota
ekonomis penting yang hidup di perairan laut dan tawar. Potensi sumberdaya
perikanan di perairan Indonesia diperkirakan 6,6 juta ton pertahun. Potensi
total tersebut meliputi sumberdaya perikanan. Salah satu jenis ikan lele.
Komoditas perikanan yang mempunyai prospek cukup cerah dan bernilai ekonomis
tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional(namji,1993).
Potensi sumber daya perikanan
Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun
besarnya serangan hama dan penyakit ikan akan berdampak pada lambatnya
pertumbuhan, menurunnya pruduktifitas dan hancurnya usaha perikanan.
Penyakit di defenisikan sebagai
suatu keadaan fisik, morfologi atau fungsi yang mengalami perubahan dari
kondisi normal karna beberapa penyebab dan terbagi atas dua dari luar dan dari
dalam. Kerugian yang di tanggung akibat penyakit tergantung pada 1.) persentase
populasi yang terserang oleh penyakit, 2.) umur ikan yang sakit, 3.) parah
penyakit yang menyerang 4.) Ada dan tidaknya infeksi sekunder. Pennyakit yang
non infksi juga berperan dalam kemunculan penyakit. Pern ini sangat berhubungan
dengan lingkungan tempat hidup ikan, karena itu sangat tergantung dengan air
serta semua jenis mikroorganisme padaproduksi ikan.
1.2 Tujuan
§ Mahasiswa mengetahui cirri-ciri ikan
yang terserang penyakit melalui gejala / tingkah laku ikan.
§ Meningkatkan pemahaman mengenai
jenis-jenis hama yang menyerang ikan di lingkungabn budidaya.
§ Mampu melaksanakan pengamatan
terhadap jenis-jenis hama yang menyerang ikan.
§ Mengetahui jenis-jenis hama yang
menyerang ikan di lingkungan budidaya
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari
praktikum ini adalah mahasiswa bisa melakukan pemeriksaan dan penanggulangan hama
dan penyakit yang menyerang suatu usaha budidaya dan dapat menanggulangi
masalah tersebut baik dalam skala massal dan dapat terjun langsung di dalam
masyarakat.
1.4 Waktu
dan Tempat
Adapun waktu
pelaksanaan praktikum Pengamatan Hama dan Penyakit Ikan, pada hari sabtu
tanggal 24 oktober 2015 yang bertempat di kolam timur PPPPAT VEDCA Cianjur.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan
Cupang
Menurut
Daelami (2001), klasifikasi dari pada
ikan cupang adalah sebagai berikut.
Filum : Chordata
Subfilum : Craeniata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Super
Ordo : Teleostei
Ordo : Percomorphoidei
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Betta
Spesies : Betta Splendens
CUPANG??!
Memang agak geli
dan tabu ketika
mendengarnya. Tapi jangan
salah tafsir dan
’ngeres’ dulu, karena kata
ini hanyalah nama
salah satu jenis
ikan hias yang
cukup populer di
masyarakat. Walaupun terdengar aneh, tapi komoditas ikan hias ini
mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Ikan Cupang hidup di daerah tropis, terutama di benua Asia
sampai Afrika. Habitat asalnya di daerah perairan dangkal dan berair jernih,
seperti daerah persawahan hingga sungai yang bertemperatur 24-27 derajat
celcius, dengan pH berkisar 6,2 – 7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut
dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5-12 dH. Pada umumnya cupang
sanggup hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5 - 7,2 dan
hardness berkisar 8,5 – 10dH, Effendie (1975).
Menurut Sugandy (2002), ciri khusus ikan
cupang (Betta splendens) dapat dilihat dari beberapa bentuk tubuhnya seperti
bentuk badan memanjang dan warna yang beraneka ragam yakni cokelat, hijau,
merah, biru, kuning, abu-abu, putih dan sebagainya, sirip punggung lebar dan
terentang hingga ke belakang dengan warna cokelat kemerah-merahan dan dihiasi
garis-garis berwarna-warni, sirip ekor berbentuk agak bulat dan berwarna
seperti badannya serta dihiasi strip berwarna hijau, sirip perut panjang
mengumbai dihiasi aneka warna dan lehernya berdasi dengan warna yang indah,
ujung siripnya sering kali dihiasi warna putih susu, sirip analnya berwarna
hijau kebiru-biruan dan memanjang. Lebih lanjut dikemukakannya adalah ikan
cupang betina memiliki bentuk tubuh rata - rata lebih kecil daripada ikan
cupang jantan. Ikan cupang jantan memiliki panjang tubuh dapat mencapai 5 – 9
cm, sedangkan ikan cupang betina lebih pendek dari ukuran tersebut.
Daya tarik lain dari ikan cupang adalah keindahan warna dan
sirip-siripnya, terutama ikan cupang jantan. Ikan ini juga senang berkelahi
terhadap sesamanya sehingga di juluki “fighting fish”, tetapi bersikap toleran
terhadap ikan jenis lain. Toleransi ikan cupang terhadap temperatur berkisar
28o C. Pertumbuhan ikan cupang relatif cepat sehingga masa pembesarannya tidak
terlalu lama (Perkasa, 2001).
2.2 Ikan
Lele
Ikan lele (llarias sp) merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di
tempat-tempat kritis, seperti rawa, sungai, sawah, kolam ikan yang subur, kolam
ikan yang keruh, dan tempat berlimpur yang kekurangan oksigen.Ikan Lele
termasuk dalam famili Claridae dan sering juga disebut Mud Fish atau Cat Fish.
Di Indonesia, Ikan Lele dikenal dengan beberapa nama daerah, seperi ikan
maut.(Sumatera Utara dan Aceh), keling (Sulawesi Selatan), dan cepi (Bugis).
Ikan lele lebih dikenal sebagai hewan Karnifora karene kegemarannya makan
cacing,Serangga air dan udara.
Pada tahun 1980-an, masuklah Variates lele dumbo (Clarias Ganiepinus) yang
berasal dari Afrika.pada tahun 2000-an, mulai dikenal lele phyton. Lele ini
berasal dari Pandeglang, Banten, yang merupakan hasil kawin silang antara Lele
Dumbo lokal dan ekx Thailland. Sebelumnya para ilmuwan Indonesia juga berhasil
juga mengembangkan Varientas Lele Sangkuriang yang merupakan pengembangan dari
Varietas Lele Dumbo.
2.3 Hama
Hama adalah organisme pengganggu yang dapat
memangsa,membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung
maupun secara bertahap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa
(predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme
pemangsa), yakni makhluk yang menyerang dan memangsa ikan yang biasanya
mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama sering
menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan perairan yang sedang dilakukan
pemeliharaan ikan. Masuknya hama dapat bersama saluran pemasukan air maupun
sengaja datang melalui pematang untuk memangsa ikan yang ada.
Hama yang menyerang ikan biasanya datang dari luar melalui aliran air,
udara atau darat. Hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam
yang kurang sempurna. Oleh karena itu untuk mencegah hama ini masuk kedalam
wadah budidaya dapat dilakukan penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran
pematang. Hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga
air, ikan carnivora, ular, biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva
cybister atau ucrit, berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama
menyerang ikan hanya pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan terlalu
padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama sulit
memangsanya. Hama yang menyerang ikan budidaya biasanya berupa ular, belut,
ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang larva dan benih ikan biasanya
notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk
ke dalam wadah juga akan mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapi ikan
kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan
memperoleh oksigen.
2.4 Penyakit
Penyakit ikan adalah segala sesuatu
yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan,
maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Dengan demikian
timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak
serasi antara ikan, kondisi lingkungan dengan organisme penyakit. Interaksi
yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme
pertahanan diri yang dimikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh
penyakit.
Perkembangan dan keseriusan suatu penyakit dalam akuakultur
meliputi suatu interaksi yang kompleks antara tingkat virulensi patogen,
derajat imunitas inang, kondisi fisiologis dan genetic hewan, stress dan padat
tebaran. Secara umum faktor-faktor yang terkait dengan timbulnya penyakit
merupakan interaksi dari 3 faktor, yaitu inang, patogen, dan lingkungan atau
stressor eksternal (yaitu perubahan di lingkungan yang tidak menguntungkan,
tingkat higienik yang buruk dan stress) (Austin dan Austin, 1999),
Sakit
pada ikan yaitu suatu keadaan abnormal yang ditandai dengan penurunan kemampuan
ikan secara gradual dalam mempertahankan fungsi-fungsi fisiologik normal. Pada
keadaan tersebut ikan dalam kondisi tidak seimbang fisiologisnya serta tidak
mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengn kondisi lingkungan. Timbulnya
sakit dapat akibat infeksi patogen yang dapat berupa bakteri, virus, fungi atau
parasit. Sakit dapat pula akibat defisiensi atau malnutrisi, atau sebab-sebab
lain. Ikan yang sakit akibat infeksi dikatakan sebagai ikan terkena penyakit
infeksi, demikian pula jika ikan sakit akibat defisiensi nutrien dapat
dikatakan sebagai ikan terkena penyakit defisiensi nutrien.
Pada
kebiasaannya, penyakit-penyakit ikan adalah disebabkan oleh pathogen (agen-agen
yang menyebabkan penyakit) seperti berikut:
§ Parasit
(Endoparasit/Ektoparasit)
§ Kulat
§ Bakteria
§ Virus
§ Punca-punca
lain seperti faktor genetik dan persekitaran
Ciri-ciri ikan berpenyakit
§ Ciri
ikan yang terdeteksi terkena penyakit dilihat dari tingkah laku
§ Ikan
cenderung naik kepermukaan
§ Berenang
lamban
§ Cenderung
memisahkan diri
§ Nafsu
makan berkurang
§ Menggosok-gosokan
tubuh kedinding kolam
Gejala klinis
§ Warna
tubuh abnormal
§ Sisik
terkuak
§ Mata
menonjol
§ Tubuh
kasar
§ Borok
dipermukaan tubuh
§ Insang
rusak
§ Sirip
teriritasi
§ Hati
abnormal
2.5 Kualitas
air
Air merupakan habitat bagi
kelangsungan hidup ikan air tawar, jika habitatnya baik maka ikan pun akan
tumbuh dan berkembang dengan baik pula.Ada banyak faktor yg mempengaruhi
kualitas air kolam, namun yg terpenting harus dijaga yaitu keadaan suhu serta kadar
oksigen. Suhu air sangat berpengaruh terhadap kondisi nafsu makan dari
ikan-ikan yg hidup didalamnya. ketidak-stabilan dan ketidak-cocokan suhu air
kolam menyebabkan terganggunya nafsu makan ikan sehingga pakan yg telah
diberikan banyak yg tidak termakan. Sisa-sisa pakan yg masih terdapat di air
kolam lama kelamaan akan membusuk & menghasilkan senyawa beracun. Akibat
dari reaksi pembusukan ini bisa menyebabkan kadar Oksigen menurun. Jika air
kolam kekurangan Oksigen maka ikan-ikan akan menjadi lemas dan hilang nafsu
makan. Apalagi jika penghuninya terlalu padat.Untuk itu untuk kita harus
menjaga kualitas air kolam agar pertumbuhan dan perkembangan ikan bisa
maksimal. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kualitas air diantaranya
adalah parameter fisik, kimia dan biologis.
2.5.1
Parameter
Fisik
§ Suhu
Merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
mengatur proses kehidupan dan penyerapan organisme. Proses kehidupan vital yang
sering disebut proses metabolisme. Hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang
relatif sempit. Biasanya 00C-40C (Nybakken 1992 dalam sembiring, 2008)
Menurut Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan
(2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat
melakukan metabolism dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang
sangat penting di air
§ Kecerahan
Adalah sebagian cahaya yang
diteruskan dalam air dan dinyatakan dengan persen (%) dari beberapa panjang
gelombang di daerah spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar
satu meter, jatuh agak lurus pada permukaan air (kerdi dan Tancung, 2007).
2.5.2
Parameter Kimia
§ Oksigen Terlarut
Oksigen
terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi
ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin
besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut
telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air
mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan
air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam
air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter
lain seperti kob dan kod.
§ pH
pH
adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen yaitu merupakan
tingkatan asam basa suatu larutan yang diukur dengan skala 0 s/d 14 .
Tinggi rendahnya pH air sangat dipengaruhi oleh kandungan mineral lain yang terdapat dalam air.
pH air standar adalah 7 s/d 8,5 . pH Air dibawah 7 disebut asam, sedangkan diatas 8,5 disebut basa.
pH yang normal untuk berbagai peggunaan seperti :
Tinggi rendahnya pH air sangat dipengaruhi oleh kandungan mineral lain yang terdapat dalam air.
pH air standar adalah 7 s/d 8,5 . pH Air dibawah 7 disebut asam, sedangkan diatas 8,5 disebut basa.
pH yang normal untuk berbagai peggunaan seperti :
-
air
minum mineral antara 7 s/d 8,5
-
Air
minum Reverse Osmosis / Demineral antara 5,0 s/d 6,5
-
Ikan
hias di aquarium antara 6,5 s/d 7,5
§ Salinitas
Jumlah kadar garam yang terdapat
pada suatu perairan. Hal ini di karenakan salinitas air ini merupakan gambaran
tentang padatan total di dalam air setelah semua karbonat di konversi menjadi
oksida, semua bromide dan iododa diganti oleh clorida dan semua bahan organic telah
di oksidasi. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar (kandungan)
garam yang terlarut dalam air, namun juga dapat mengacu pada kandungan garam
dalam tanah. Salinitas juga merupakan jumlah dari seluruh kadar garam
dalam gram (g) pada setiap kilogram (kg) air.
2.5.3
Parameter Biologis air yaitu
palankton
Adalah organisme mikroskopis yang
berada di permukaan perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan.
Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton sangat berperan sebagai produsen
primer dan sekunder. Plankton sebagai sumber makanan bagi organisme yang hidup
di perairan. Plankton juga sering digunakan sebagai tolok ukur kesuburan
perairan, dengan melihat dominansi jenis-jenis atau berkurangnya suatu jenis
karena adanya gangguan terhadap ekosistem perairan, seperti adanya pencemaran.
III.
METODE KERJA
3.1 Waktu
dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktikum
Pengamatan Hama dan Penyakit Ikan, pada hari sabtu tanggal 24 oktober 2015 yang
bertempat di kolam timur PPPPAT VEDCA Cianjur.
3.2 Alat
§ Timbangan
§ Penggaris Ukur
§ Seperangkat Alat Kualitas Air
§ Serokan
§ Ember / Baskom
3.3 Bahan
§ Kolam Budidaya Ikan
§ Pakan
§ Alat Tulis
§ Alat Hitung
3.4 Langkah
Kerja
Dalam praktikum pengamatan hama dan penyakit ikan ini ada
dua teknik yang di lakukan yaitu pengamatan langsung ke kolam dan wawancara
dengan pa Bambamg selaku pengelola kolam barat PPPPAT VEDCA.
§ Pengamatan Terhadap Hama Yang
Menyerang Ikan
-
Ular
Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses
berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian,
lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular.
Penanggulangan Ular
1.
Ular
tidak menyukai tempattempat yang bersih. Karena itu, cara menghindari serangan
hama ular adalah dengan mejaga kebersihan lingkungan kolam.
2.
Karena
ular tidak dapat bersarang di pematang tembok, sebaiknya dibuat pematang dari
beton atau tembok untuk menghindari serangannya.
3.
Perlu
dilakukan pengontrolan pada malam hari. Jika ada ular, bisa langsung dibunuh
dengan pemukul atau dijerat dengan tali.
-
Biawak
Biawak
adalah sebangsa reptil
yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan (Varanidae). Biawak dalam bahasa lain
disebut sebagai bayawak (Sunda), menyawak atau nyambik
(Jawa), berekai (Madura), dan monitor lizard atau goanna
(Inggris).
Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai
atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Di
perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong saluran air yang
bermuara ke sungai.
Biawak memangsa aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan, kadal, burung, serta mamalia kecil seperti tikus dan cerurut.
Biawak memangsa aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan, kadal, burung, serta mamalia kecil seperti tikus dan cerurut.
-
Burung
Cekahkeh (burung paruh Panjang Pemakan ikan)
Sebagian
jenis cekakeh hidup tak jauh dari air,
baik kolam,
danau,
maupun sungai.
Sebagian jenis lagi hidup di pedalaman hutan.
Raja-udang perairan memburu ikan,
kodok
dan serangga.
Bertengger diam-diam di ranting kering atau di bawah lindungan dedaunan dekat
air, burung ini dapat tiba-tiba menukik dan menyelam ke air untuk memburu
mangsanya. dikaruniai kemampuan untuk mengira-ngira posisi tepat mangsanya di
dalam air, melalui bentuk lensa matanya yang mirip telur.
-
Kecebong
Berudu atau kecebong
adalah tahap pra-dewasa (larva)
dalam daur hidup amfibia.
Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi
menggunakan insang,
seperti ikan.
Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh
namanya (amphibia = "hidup [pada tempat] berbeda-beda"). Kebanyakan
berudu herbivora, memakan alga
dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora
(pemakan segala).
§ Mengidentifikasi Gejala Serangan
Penyakit Terhadap Tingkah Laku Ikan
-
Terdapat
ikan yang mengap-mengap ke permukaan
-
Terdapat
ikan yang berenang tidak normal
-
Terdapat
ikan yang ikan berwarna pucat
-
Terdapat
ikan yang ikan yang mengalami kerusakan organ luar
-
Nafsu
makan ikan menurun
-
Terdapat
ikan yang menggosok-gosokan tubuh kedinding kolam
-
Mata menonjol
IV.
KESIMPILAN
Adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut :
4.1
Hama
ikan adalah organisme hewan yang secara langsung maupun tidak langsung membunuh
atau memakan ikan yang dipelihara dikolam.
4.2
Gejala
yang ditemukan terhadap masing-masing ikan yang terserang penyakit dapat
diketahui dari morfologi dan tingkah lakunya ikan yang diserang.
4.3
Semua
jenis penyakit seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus yang terdapat pada
ikan dapat disembuhkan dan ditanggulangi sebelum ikan tersebut mati.
Di
Susun Oleh :
Egi
F
erdi
Erawan
Hesti
Nurbaeti
Tantan
Rusmana
Nisa
Anjani M
Ujang
khoerudin
Academy Comunitas Negeri Cianjur Sub Campus SMKN 1
Karang Tengah
Jl Raya Jangari Km 13 Karang Tengah Cianjur (0263)
284906
2015